Jujur saja, awalnya aku nggak sengaja nyemplung ke dunia vape. Waktu itu cuma pengen berhenti ngerokok konvensional, terus kebetulan teman nawarin pod kecil. Coba sekali, eh jadi penasaran. Sekarang, setahun lebih sejak percobaan itu, aku sering dapet pertanyaan: “Gimana sih review-nya? Aman nggak? Tren apa yang lagi hits?” Jadi, di sini aku mau curhat ala-ala — bukan buat ngajarin siapa-siapa, cuma cerita pengalaman pemula yang banyak salah-salah tapi juga belajar.
Pertama kali nyoba: pengalaman polos
Pertama kali pegang perangkat rasanya aneh. Ringan, ada lampu kecil, tombol yang gampang ditekan. Aku pilih yang sederhana: pod system. Rasa pertama yang aku pilih? Mangga, karena suka buah dan berharap nggak terlalu ‘berasap’. Ternyata, rasa mangga itu legit — manis, sedikit aftertaste, dan nggak ada bau khas rokok yang sering bikin orang di sekitarku komplain.
Detail kecil: aku lumayan panik waktu ganti coil pertama kali karena agak berantakan dan takut tumpah. Setelah nonton beberapa tutorial dan coba-coba, ternyata gampang. Hal-hal kayak ini yang bikin aku senyum-senyum sendiri sekarang, karena dari hal kecil aku belajar soal perawatan baterai, charging, dan membersihkan tangki.
Review singkat: perangkat, rasa, dan… dompet
Nah, kalau ditanya review jujur: perangkat pod cocok buat pemula. Praktis, gampang di-charge, dan build quality umumnya solid. Ada juga yang suka MOD besar untuk cloud chasing, tapi itu bukan untukku. Aku lebih suka yang simpel: baterai tahan sehari, isi ulang e-liquid 2-3 hari sekali, dan flavor yang konsisten.
Mengenai rasa, beberapa merek memang juara. Ada rasa tembakau yang mirip asli, ada juga dessert dan buah-buahan yang enak sebagai pengalih. Satu catatan: jangan berharap semua rasa sama bagusnya. Ada liquid yang terasa kimia banget, dan ada yang smooth seperti minum es krim. Cobalah sample dulu jika bisa. Aku pernah belanja di toko online yang lengkap, sempat nemu rekomendasi di sebuah forum — dan akhirnya nyoba beberapa varian dari matevapes yang menurutku punya pilihan rasa unik dan stok lengkap.
Tren rokok elektrik: apa yang lagi happening?
Tren bergeser cepat. Dulu orang kebanyakan pakai device besar, sekarang lebih banyak yang milih disposable atau pod karena praktis. Trend lain yang aku perhatiin adalah fokus ke nic-salt untuk yang butuh kepuasan nikotin cepat tanpa throat hit yang kasar. Ada juga movement DIY: orang belajar mixing e-liquid sendiri, bereksperimen rasa — kadang sukses, kadang gagal dan bikin meja klepotan cacao powder karena coba-coba rasa cokelat.
Di sisi sosial, vape sekarang nggak cuma soal ngerokok alternatif. Banyak yang nganggapnya lifestyle — aesthetic device, koleksi warna, dan komunitas online yang saling review. Buat aku, itu seru karena jadi ada orang yang bisa diajak diskusi non-judgmental soal pengalaman masing-masing.
Keamanan dan regulasi: jangan entengkan
Oke, bagian ini serius. Vape bukan barang tanpa risiko. Komponen elektroniknya bisa bermasalah kalau asal-asalan: baterai meledak karena charger non-original, coil terbakar karena salah memakai watt, atau e-liquid yang ternyata nggak jelas komponennya. Aku pernah hampir kepanasan karena nge-charge semalaman pakai kabel murahan — sejak itu aku pakai charger dan kabel original.
Regulasi juga penting. Di beberapa negara atau kota, penjualan untuk di bawah umur dilarang, ada pembatasan kandungan nikotin, dan iklan ketat. Di Indonesia pun ada perhatian khusus terhadap rokok elektrik; beberapa daerah memberlakukan aturan ketat soal area vaping, penjualan, dan pajak. Buat pemula, saran praktis: beli dari toko resmi, cek label dan komposisi e-liquid, jangan beli produk yang mencurigakan murahnya. Kalau ada ragu, tanyakan ke penjual atau cari info resmi di situs pemerintah setempat.
Sebagai penutup, vape buatku adalah perjalanan belajar. Ada hari-hari sukses (rasa enak, baterai awet), ada juga blunder (coils gosong, rasa aneh). Kalau kamu pemula, ambil langkah kecil: pilih perangkat sederhana, pelajari dasar keamanan, dan jangan malu tanya di komunitas. Curhatku mungkin biasa, tapi semoga berguna buat yang lagi galau mau coba atau lagi adaptasi. Kalau mau referensi toko atau rasa, aku bisa share list favorit — tapi ingat, keputusan tetap di tangan kamu sendiri.